Pribadi yang Rendah Hati
* Ulangan 8 : 2
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas kehendak TUHAN, dan Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
* Ulangan 8 : 5-7
Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.
Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
~
Perjalanan hidup kita memang tidak selalu berada di jalan yang lurus dan mulus. Tuhan tak pernah berjanji pada kita bahwa langit akan selalu biru, dan jalan akan selalu rata. Tapi, Tuhan berjanji bahwa Ia akan selalu menyertai jalan kita.
Terkadang Tuhan menunjukkan bahwa kita harus berjalan di jalan hidup yang berkerikil, ditemani dengan langit gelap yang disertai badai yang berhembus kencang. Ketika kita melewati masa-masa itu, tak jarang kita menjadi lemah, rasanya ingin menangis dan menyerah saja. Bahkan secara sengaja maupun tidak sengaja, kita marah pada Tuhan, kita menyalahkan Tuhan. Kita melupakan semua kebaikan-Nya selama ini pada kita, yang hanya kita ketahui adalah bahwa pada saat itu Tuhan bertindak tega dan sangat jahat karena menempatkan kita di jalan yang sulit dan menyeramkan.
Kita menjadi pribadi yang keras kepala dan tidak mau diatur. Bertindak semena-mena, bahkan menyakiti perasaan orang lain. Yang kita inginkan adalah kebebasan. Kita menjadi sangat jenuh untuk mentaati perintah Tuhan. Kita berpikir bahwa menjadi anak Tuhan itu tidak enak dan sangat menderita. Alhasil, kita tak lagi mempercayai Tuhan dan segala kebaikan yang padahal selama ini telah Ia limpahkan bagi hidup kita. Keegoisan dan kesombongan melekat di lubuk hati kita. Sehingga, ketika kita menghadapi masalah, yang kita lakukan adalah mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, dan melupakan Tuhan sama sekali. Kita berpikir bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengurus hidup kita sendiri tanpa campur tangan orang lain, bahkan Tuhan.
Ah sahabatku,
betapa binasanya akhir hidup kita nanti jika kita terus memelihara sikap-sikap buruk kita ini. Sekeras apapun usaha kita untuk menghadapi masalah, itu akan menjadi sia-sia saja. Karena, pada dasarnya kita adalah manusia lemah yang sama sekali tidak punya kemampuan.
Ya, mungkin saat ini kamu berkata, "Loh, semua orang kan punya talenta dan kekuatannya masing-masing? Masa lemah sih, yang bener aja dong."
Ah, kamu ternyata lupa siapa orang yang sangat bermurah hati telah memberikanmu talenta dan kekuatanmu itu.
Hey, lihat itu! Ya, alkitab yang ada di pojok lemarimu.. Loh, kenapa sudah berdebu? Apakah kamu sudah sangat jarang untuk membuka dan membacanya kembali?
Sahabatku yang mungkin sedang dilanda perasaan marah dan kecewa,
aku tidak tahu seberat apa beban yang harus kau pikul hari ini..
Aku tidak tahu sekencang apa badai yang sedang berhembus ke arah hidupmu saat ini..
Aku pun tidak tahu serumit apa masalah yang harus kamu hadapi akhir-akhir ini..
Namun, bisakah aku mengatakan sesuatu padamu?
Jangan paksakan lagi dirimu untuk menjadi angkuh dan tidak mau meminta pertolongan-Nya lagi.
Jangan memaksakan dirimu untuk berjalan sendirian lagi, dan meninggalkan-Nya yang telah berada jauh di belakangmu.
Jangan keraskan hatimu lagi, kawan..
Kamu tidak bisa menghadapi semua itu sendirian..
Sahabatku yang adalah jiwa kecintaan Tuhan,
kamu tahu, Tuhan sedang menegurmu saat ini. Tuhan ingin kamu kembali kepada-Nya. Rendahkanlah hatimu, dan janganlah mengandalkan kekuatan dirimu sendiri lagi. Jangan tahan lagi tangisan yang tak mampu kau tahan lagi, menangislah di pelukan Tuhan, maka jiwamu akan menjadi lega. Ingatlah bahwa Tuhan selalu menunggumu kembali. Ia begitu merindukanmu, kawan ^.^
Menjadi anak Tuhan itu memang tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan, tapi percayalah bahwa Tuhan memiliki alasan untuk semua itu. Ia ingin anak-anakNya dapat menjadi anak-anak yang baik dan tidak terpengaruh dengan hal-hal duniawi yang bersifat sementara. Ia sangat ingin menjumpai anak-anakNya kembali di rumah-Nya nanti.
Jadi, tetap semangat, beriman, rendah hati, dan taati perintah Tuhan ya?
Tuhan memberkati.
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas kehendak TUHAN, dan Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
* Ulangan 8 : 5-7
Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.
Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
~
Perjalanan hidup kita memang tidak selalu berada di jalan yang lurus dan mulus. Tuhan tak pernah berjanji pada kita bahwa langit akan selalu biru, dan jalan akan selalu rata. Tapi, Tuhan berjanji bahwa Ia akan selalu menyertai jalan kita.
Terkadang Tuhan menunjukkan bahwa kita harus berjalan di jalan hidup yang berkerikil, ditemani dengan langit gelap yang disertai badai yang berhembus kencang. Ketika kita melewati masa-masa itu, tak jarang kita menjadi lemah, rasanya ingin menangis dan menyerah saja. Bahkan secara sengaja maupun tidak sengaja, kita marah pada Tuhan, kita menyalahkan Tuhan. Kita melupakan semua kebaikan-Nya selama ini pada kita, yang hanya kita ketahui adalah bahwa pada saat itu Tuhan bertindak tega dan sangat jahat karena menempatkan kita di jalan yang sulit dan menyeramkan.
Kita menjadi pribadi yang keras kepala dan tidak mau diatur. Bertindak semena-mena, bahkan menyakiti perasaan orang lain. Yang kita inginkan adalah kebebasan. Kita menjadi sangat jenuh untuk mentaati perintah Tuhan. Kita berpikir bahwa menjadi anak Tuhan itu tidak enak dan sangat menderita. Alhasil, kita tak lagi mempercayai Tuhan dan segala kebaikan yang padahal selama ini telah Ia limpahkan bagi hidup kita. Keegoisan dan kesombongan melekat di lubuk hati kita. Sehingga, ketika kita menghadapi masalah, yang kita lakukan adalah mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, dan melupakan Tuhan sama sekali. Kita berpikir bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengurus hidup kita sendiri tanpa campur tangan orang lain, bahkan Tuhan.
Ah sahabatku,
betapa binasanya akhir hidup kita nanti jika kita terus memelihara sikap-sikap buruk kita ini. Sekeras apapun usaha kita untuk menghadapi masalah, itu akan menjadi sia-sia saja. Karena, pada dasarnya kita adalah manusia lemah yang sama sekali tidak punya kemampuan.
Ya, mungkin saat ini kamu berkata, "Loh, semua orang kan punya talenta dan kekuatannya masing-masing? Masa lemah sih, yang bener aja dong."
Ah, kamu ternyata lupa siapa orang yang sangat bermurah hati telah memberikanmu talenta dan kekuatanmu itu.
Hey, lihat itu! Ya, alkitab yang ada di pojok lemarimu.. Loh, kenapa sudah berdebu? Apakah kamu sudah sangat jarang untuk membuka dan membacanya kembali?
Sahabatku yang mungkin sedang dilanda perasaan marah dan kecewa,
aku tidak tahu seberat apa beban yang harus kau pikul hari ini..
Aku tidak tahu sekencang apa badai yang sedang berhembus ke arah hidupmu saat ini..
Aku pun tidak tahu serumit apa masalah yang harus kamu hadapi akhir-akhir ini..
Namun, bisakah aku mengatakan sesuatu padamu?
Jangan paksakan lagi dirimu untuk menjadi angkuh dan tidak mau meminta pertolongan-Nya lagi.
Jangan memaksakan dirimu untuk berjalan sendirian lagi, dan meninggalkan-Nya yang telah berada jauh di belakangmu.
Jangan keraskan hatimu lagi, kawan..
Kamu tidak bisa menghadapi semua itu sendirian..
Sahabatku yang adalah jiwa kecintaan Tuhan,
kamu tahu, Tuhan sedang menegurmu saat ini. Tuhan ingin kamu kembali kepada-Nya. Rendahkanlah hatimu, dan janganlah mengandalkan kekuatan dirimu sendiri lagi. Jangan tahan lagi tangisan yang tak mampu kau tahan lagi, menangislah di pelukan Tuhan, maka jiwamu akan menjadi lega. Ingatlah bahwa Tuhan selalu menunggumu kembali. Ia begitu merindukanmu, kawan ^.^
Menjadi anak Tuhan itu memang tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan, tapi percayalah bahwa Tuhan memiliki alasan untuk semua itu. Ia ingin anak-anakNya dapat menjadi anak-anak yang baik dan tidak terpengaruh dengan hal-hal duniawi yang bersifat sementara. Ia sangat ingin menjumpai anak-anakNya kembali di rumah-Nya nanti.
Jadi, tetap semangat, beriman, rendah hati, dan taati perintah Tuhan ya?
Tuhan memberkati.
Komentar
Posting Komentar